Mau kirim barang berukuran besar seperti mesin, alat berat, atau bahan konstruksi, tapi ragu apakah kontainer bisa nampung? Tenang, ada kok solusinya: breakbulk cargo.

Jenis pengiriman ini memang beda dari pengiriman biasa, karena barang dikirim satu per satu tanpa kontainer.

Biar makin paham layanan yang satu ini dan kapan kamu perlu menggunakannya, yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!

Apa Itu Breakbulk Cargo?

Breakbulk cargo adalah sistem pengiriman barang besar atau berat yang dikirim satu per satu, bukan dimasukkan ke dalam kontainer.

Barangnya ditangani langsung di pelabuhan menggunakan alat seperti crane atau forklift.

Metode ini biasanya dipakai untuk barang-barang yang nggak muat di kontainer standar ukuran 20 atau 40 kaki.

Contoh barang yang termasuk breakbulk

Beberapa jenis barang yang sering dikirim dengan sistem breakbulk antara lain:

• Mesin industri atau pabrik
• Alat berat seperti excavator, crane, atau bulldozer
• Turbin pembangkit listrik
• Baja batangan, pipa panjang, atau kayu gelondongan

Biasanya, breakbulk dipakai buat proyek-proyek besar, misalnya pembangunan infrastruktur, pabrik, dan tambang.

Baca Juga: Apa Itu Reefer Container? Kenali Fungsi dan Cara Kerjanya

Apa Perbedaan Breakbulk Cargo dengan Cargo Biasa?

Perbedaan utama antara break bulk cargo dan cargo biasa (containerized cargo) terletak pada cara pengemasan dan penanganannya.

Aspek	Breakbulk Cargo	Cargo Biasa
Pengemasan	Barang dikirim satu per satu (tidak di dalam kontainer)	Barang dikemas dalam kontainer standar
Jenis Barang	Barang besar, berat, bentuk tidak standar	Barang kecil hingga menengah, bentuk seragam
Penanganan	Butuh crane, forklift, atau alat khusus	Umumnya menggunakan trailer dan alat bongkar standar
Biaya	Relatif lebih tinggi karena proses lebih rumit	Lebih efisien untuk barang dalam volume banyak
Fleksibilitas	Bisa bongkar muat sebagian	Harus bongkar seluruh kontainer sekaligus

Apa Keuntungan dan Kekurangan Breakbulk Cargo?

Setiap metode pengiriman pasti punya plus minusnya, termasuk breakbulk cargo.

Nah, biar kamu bisa tahu cocok atau nggaknya buat kebutuhan bisnismu, yuk, kita bahas satu per satu!

Keuntungan:

• Fleksibel: Barang bisa dikirim meski ukurannya tak sesuai kontainer.
• Cocok untuk proyek besar: Biasanya dipakai buat kirim alat berat, mesin industri, atau material konstruksi.
• Bisa dikirim ke pelabuhan kecil: Beberapa pelabuhan di Indonesia belum punya fasilitas kontainer, tapi tetap bisa terima pengiriman jenis ini.

Kekurangan:

• Biaya lebih tinggi: Karena perlu alat berat dan tenaga khusus.
• Risiko kerusakan lebih besar: Barang tidak tertutup kontainer, jadi perlu perlindungan ekstra.
• Waktu lebih lama: Proses bongkar muat dan pengurusan dokumen biasanya lebih kompleks.

Baca Juga: Perbedaan Inbound dan Outbound Logistics, Kenali Prosesnya

Kapan Harus Memilih Breakbulk Cargo?

Nggak semua jenis barang cocok dikirim pakai breakbulk cargo. Tapi, dalam beberapa kondisi, metode ini justru bisa jadi pilihan paling masuk akal, bahkan yang paling aman.

Yuk, lihat kapan kamu sebaiknya pakai jenis pengiriman ini.

Jika Barang Berukuran Besar atau Berat

Misalnya kamu mau kirim mesin pabrik, turbin, generator, atau alat konstruksi besar. Barang-barang seperti ini biasanya nggak bisa dibongkar jadi bagian kecil karena bisa mengganggu fungsinya.

Dengan break bulk, barang besar seperti ini bisa dikirim dalam kondisi utuh dan tetap aman, karena ada penanganan khusus saat bongkar muat di pelabuhan dan kapal.

Jika Barang Tidak Bisa Masuk ke Kontainer

Beberapa barang memiliki bentuk yang tidak standar, misalnya terlalu panjang, lebar, atau tinggi. Contohnya pipa baja berukuran ekstra panjang, bilah turbin angin, atau struktur baja bangunan.

Nah dengan breakbulk, kamu bisa kirim barang-barang tersebut apa adanya tanpa harus mengubah bentuk atau ukurannya.

Baca Juga: Pengiriman Sering Telat? Coba Strategi Last Mile Delivery Ini!

Jika Tujuan Pengiriman Memiliki Fasilitas Khusus

Nggak semua pelabuhan di Indonesia punya fasilitas buat bongkar muat kontainer. Di beberapa daerah seperti Kalimantan, Maluku, atau Sulawesi, pelabuhan justru lebih siap menangani breakbulk cargo karena sudah ada crane dan dermaga buat bongkar manual.

Jadi kalau kamu kirim barang ke proyek di daerah terpencil, breakbulk malahan bisa jadi pilihan paling masuk akal.

Jika Dibutuhkan Fleksibilitas dalam Penanganan

Kalau kamu pakai kontainer, semua barang di dalamnya harus dibongkar sekaligus saat sampai di tujuan.

Tapi kalau kamu pakai breakbulk cargo, barangnya bisa dibongkar satu per satu sesuai kebutuhan.

Misalnya kamu kirim 10 mesin besar buat proyek, tapi kamu cuma butuh 3 mesin dulu buat mulai kerja. Nah, dengan breakbulk, kamu bisa ambil 3 dulu, sisanya nanti.

Baca Juga: Benarkah Trucking dalam Logistik Lebih Efisien? Ini Faktanya

Apa Faktor yang Perlu Dipertimbangkan?

Sebelum pilih breakbulk, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu pikirin dulu:

• Biaya: Breakbulk cenderung lebih mahal karena butuh alat berat dan proses bongkar muat khusus. Tapi untuk proyek besar, keamanannya tentu sepadan.
• Fasilitas Pelabuhan: Pastikan pelabuhan asal dan tujuan punya crane dan tim bongkar muat yang berpengalaman. Kalau nggak, prosesnya bisa terhambat.
• Risiko Kerusakan: Karena barang nggak dikemas dalam kontainer, pengikatan dan pengamanannya harus ekstra.
• Waktu Pengiriman: Breakbulk butuh waktu lebih lama karena prosesnya lebih kompleks.

Breakbulk cargo bukan cuma alternatif, tapi juga bisa jadi cara paling pas buat kirim barang besar, berat, atau bentuknya nggak bisa masuk kontainer.

Kalau kamu masih ragu apakah barangmu lebih cocok dikirim dengan breakbulk atau cukup cargo biasa, langsung saja hubungi forwarder.ai untuk solusi terbaiknya.

Forwarder.ai adalah platform pengiriman cargo yang didukung dengan teknologi digital dan tentunya bikin pengalaman pengiriman makin seamless, cepat, dan aman.

Apapun kebutuhan pengiriman cargo kamu, forwarder.ai punya layanan yang pas.

Mau tahu apa saja keuntungan menggunakan forwarder.ai? Yuk, temukan informasi lengkapnya di artikel ini: Jasa Pengiriman Kargo Terpercaya untuk Bisnismu.